13 Cara Optimasi Facebook Ads Untuk (Secepatnya) Menghindari Boncos
Akhir-akhir ini banyak yang mengeluh kalau iklannya pada boncos. Yang selama ini menggarap pasar luar negeri, juga mengeluh hal yang sama. Yang fokus di pasar lokal juga begitu. Sebagian besar menyalahkan update gila-gilaan yang dilakukan oleh Facebook, sebagian lagi menyalahkan Jokowi 🙂 Hahahaha
Tapi intinya cuma satu : rugi.
Seperti yang kita tahu, Facebook Ads adalah platform yang sangat luar biasa. Menjadi sangat hebat karena iklan kita bisa menyasar golongan pasar yang sangat niche sekalipun. Dan saya selalu bilang, traffic yang paling convert ya via Facebook Ads (selain Google Adwords). Bertahun-tahun memakai iklan di sosial media ini dan hasilnya selalu memuaskan. Sampai beberapa hari ini yang mulai banyak memasang status boncos, atau bahkan diem-diem kebingungan karena iklannya tidak menghasilkan ROI seperti yan diharapkan.
Well, ada banyak penyebabnya.
Mungkin Landing Page anda yang kurang keren atau mungkin juga funneling anda yang terlalu ribet. Tetapi ini saya coba menulis hal-hal yang perlu anda ketahui dalam optimalisasi Facebook Ads anda. Ingat, tidak ada barang yang tidak bisa dijual di dunia ini, barangkali anda hanya belum menemukan pasar yang tepat saja. Tulisan ini saya ambil dari pengalaman, pengamatan dan beberapa sumber yang sahih.
Cara optimasi Facebook Ads adalah :
1. Jalankan Iklan Anda Secepatnya.
Metode FTO (Fast Take Off) ini akan membuat iklan anda secepatnya dijalankan oleh Facebook dan anda juga akan mendapatkan data yang anda inginkan dalam waktu yang singkat. Rasionalnya, ini juga akan membuat anda secepatnya tahu apakah iklan anda sukses atau gagal.
Ada beberapa cara yang dapat anda lakukan :
– Kalau anda sangat confident dengan produk yang anda pasarkan (termasuk dengan audience yang anda pilih)
a. Ketika membuat campaign untuk pertama kali, hindari metode ‘Accelerated Delivery’, selalu memakai Daily atau Lifetime Budget. Setelahnya set bugdet iklan yang anda rencanakan sebesar 200%-500%. Pancingan ini akan membuat iklan anda berjalan secepatnya.
b. Daripada menunggu hasil data selama 5-7 hari, dalam waktu 48 jam anda kana mendapatkan data yang dapat anda pakai untuk dianalisa. Setelah mendapatkan 10-20k impresi, balikkan lagi budget campaign anda ke normal. Segera analisa.
Note : Beri waktu 24 jam buat Facebook untuk mengoptimasi otomatis iklan anda.
– Kalau anda kurang confident dengan produk anda atau beru pertama kali memakai facebook ads
a. Pake budget iklan yang anda inginkan. Mulai dari yang kecil juga tidak apa-apa. Jangan rubah budget selama masa 3 hari pertama iklan anda.
b. Algoritma Facebook saat ini adalah learning algorithm. Biarkan iklan anda berjalan dulu selama 3 hari. Facebook akan mempelajari iklan anda bagus di demografi yang mana.
c. Setelah 3 hari iklan berjalan, naikkan budget sebesar 50% dari budget sebelumnya. Jalankan iklan selama 7 hari dan mulai analisa hasilnya. Jangan khawatir kalau anda tidak mendapatkan konversi dalam 3 hari pertama. Khawatirlah kalau anda tetap tidak mendapatkan konversi setelah minggu kedua.
2. Selalu Optimasi di Tujuan Anda Beriklan.
Ada banyak tujuan orang beriklan di Facebook. Tetapi Facebook sudah meng-kluster-kan tujuan iklan kita ke dalam beberapa kategori. Ini ada disettingan iklan di awal campaign.
Ada 3 (tiga) tujuan beriklan yang akan diakomodasi oleh Facebook, anda tinggal menyesuaikan saja : 1) Awareness, 2) Consideration, dan 3) Conversion.
Kenapa ini menjadi sangat penting dan harus dipikirkan diawal dengan benar, karena Facebook akan secara otomatis memaksimalkan traffic sesuai dengan tujuan yang kita pilih.
Nah, biasanya orang sudah langsung menargetkan konversi untuk iklannya. Sah-sah saja. Yang perlu diingat adalah orang yang ‘membeli’ produk anda jauh lebih sedikit dari yang mengklik iklan, atau bahkan yang sampe ke ‘add to chart’.
Perhatikan betul metrik yang anda ingin raih. Ada beberapa metrik yang akan sangat menyenangkan untuk dilihat (dan di screenshot kemudian anda taruh di status), yang saya sebut metrik semu, seperti :
- Total impresi (semakin banyak impresi, iklan semakin bagus)
- Cost per click (semakin kecil cpc, iklan semakin menyenangkan)
- Click through rate (semakin besar CTR, anda semakin bangga)
- Cost per 1k impresi (semakin kecil, semakin indah)
Metrik di atas hanya bisa dipakai pada saat anda melalukan A/B testing iklan. Tapi tidak mengindikasikan ROI dari iklan anda. Perhatikan metrik di bawah ini :
- Cost per Conversion
- Conversion Rate
- Click to Conversion Rate
Ketiganya jauh lebih berharga karena secara langsung menginformasikan ROI dari tujuan yang ingin dicapai.
Kalau anda bingung menentukan tujuan di awal, saran saya pasang 2 campaigns dengan produk dan audience yang sama tetapi 2 goals yang berbeda. Lihat hasilnya mana yang lebih menghasilkan.
3. Optimasi Bidding Anda.
Ada 2 (dua) pilihan yang dapat anda pakai : Automatic Bidding atau Manual Bidding. Dari pengalaman saya : gak jauh juga bedanya. Eh salah, ada kenaikan konversi dikit di awal tetapi kemudian turun lagi seperti biasa <– mudah-mudahan cuma saya yang mengalaminya. **untung ada disclaimer di bawah
Akan ada masanya ketika bidding otomatis yang anda pake membuat CPC semakin naek dan iklan menjadi merugi. Kemudian anda beralih ke Manual Bidding. Di 2-4 hari awal, perpindahan bid ini akan membuat konversi anda naik tetapi daily budget anda tidak terpakai secara maksimal.
Kemudian mulailah anda membuat puluhan, bahkan ratusan campaigns dengan daily budget yang dinaikkan 500% agar anda mendapatkan impresi yang cukup dengan harapan iklan anda semakin banyak dilihat orang. Setelah itu iklan anda semakin tidak terukur lagi.
Ada 5 (lima) cara untuk manual bid yang bisa dipakai :
- Mulai dengan tengah-tengah dari suggested bid, kemudian naikkan/turunkan pelan-pelan.
- Mulai dengan bid rendah, kemudian naikkan pelan-pelan.
- Mulai dengan bid tinggi, kemudian turunkan pelan-pelan.
- Mulai dengan bid tinggi dan biarkan saja seperti itu.
- Mulai dengan bid tinggi, setelah berjalan kemudian turunkan ekstrim ke sangat rendah untuk klik yang murah.
Saya bocorin sedikit, percuma pake manual bidding kalo mental anda masih belum terjaga. Selain mental, pastikan budget anda juga melimpah. Ini dikarenakan algoritma Facebook yang ‘kurang ajar’.
> Kalo anda bid rendah, cuma dikasih traffic yang ‘somewhat likely to purchase’ (kayaknya sih mau beli).
> Kalo anda bid sesuai dengan suggested bid, bakalan dikasih audience yang ‘likely to purchase’(kelihatan mau beli).
> Kalo anda bid yang tinggi (2-3x dari suggested bid), maka anda akan dikasih audience yang ‘most likely to purchase’ (yakin mau beli).
Strategi ini memang agak unik. Makanya saya bilang, manual bidding itu hanya untuk yang punya nyali juara. Belum lagi, metode ini memerlukan budget yang besar untuk bisa berjalan dengan baik. Pengalaman saya, paling nggak di $1000/hari baru bisa jalan.
Hari pertama mungkin masih tinggi cost-nya, tapi bakal menurun di hari berikutnya. Ini karena advertiser lain yang outbid mulai mem-pause iklannya.
Pengalaman saya juga bilang, dengan manual bidding, kalo anda bikin lookalikes audience setelah 100+ konversi, anda akan mendapatkan lookalikes yang kualitas nomer satu, bukan di grade yang bawah. Selain itu, manual bid bisa membuat kompetitor anda di audience yang sama ‘mengalah’ karena outbid yang akan mengakibatkan mereka tidak mendapatkan traffic.
Kalo gak yakin sama manual, ya udah automatic bidding saja. Lebih mudah.
4. Pake Custom Ad Schedule.
Kalau anda biasa memakai automatic bidding dan membiarkan Facebook menyebarkan iklan anda di audience yang sudah anda tentukan (atau malahan di broad), maka anda akan mengerti betul saat kapan iklan anda mendapatkan impresi atau konversi banyak, dan kapan yang sepi.
Paling tidak ada 2 hal yang membuat iklan anda gak relevan lagi pake automatic bid :
1) Iklan anda tetep nongol pada saat yang tidak tepat. Misalnya anda jualan mesin fotokopi tapi iklan nongol jam 1 malem, siapa yang mau beli?,
2) Karena Facebook memakai learning algorithm, jadi nongolnya iklan akan disesuaikan dengan jam-jam yang ‘most likely’ konversi (atau tujuan beriklan anda) tercapai.
Cara mengatasi hal ini adalah dengan setting custom ad schedule. Cari jam-jam yang konversi anda tinggi, pasang iklan pada saat jam tersebut saja.
5. Pake Smart Scheduling/rotasi Untuk Menurunkan Frequency.
Ada cara sederhana untuk menghindari naeknya CPC dan frequency. Ini sangat berguna untuk iklan yang direncanakan akan dijalankan dalam waktu yang lama.
Bayangannya gini, ketika iklan kita muncul di audience yang sama selama beberapa minggu, maka frequency akan naek. Biasanya, naeknya frequency ini akan dibarengin dengan CPC juga naek karena iklan semakin saturated.
Cara paling mudahnya adalah dengan menyediakan 3 gambar untuk satu campaign dan audience yang sama. Pasang gambar itu di tiga ad set yang berbeda dan jalankan pada minggu yang berbeda.
Cara lain lagi adalah dengan membuat satu campaign dengan satu desain dan jadwalkan untuk running di hari Senin, Kamis dan Minggu kemudian duplicate ad set dua kali untuk Selasa dan Jumat dengan desain yang berbeda. Duplicate dua kali lagi untuk hari Rebo dan Sabtu juga dengan desain yang berbeda. Jreng jreng!
Please take note : dari setiap ad set yang dibuat bisa memunculkan hasil yang berbeda.
6. Selalu Lakukan A/B Split Test Untuk Iklan Anda
Ada banyak alesan mengapa split test ini perlu anda lakukan. Saya pernah menulis tentang split test dan konsep AIDA.
Tetapi intinya, split test itu diperlukan untuk mengetahui mana yang terbaik dari yang ada. Mana yang terbaik dari gambar, ad-copy, call-to-action, penempatan iklan sampai dengan audience yang terbaik. Ini adalah proses eksperimen dalam rangka mencari formulasi yang maksimal untuk iklan anda. Note : selama masa split test, jangan berharap ROI.
Apa saja yang bisa di split test? Banyak bro.
- Headline
- Ads Copy
- Metode Bidding
- Tujuan Iklan (campaign objectives)
- Audience
- Tipe Iklan (Ad Type)
- Gambar (ini saja bisa di tes dengan berbagai cara)
- Gambar vs Video
- Ad Placement
- Dan lain-lain
7. Pake Facebook Pixel dan Pasang Standard Event Untuk Analisa
Hampir semua orang sekarang merekomendasikan Facebook Pixel. Well. pake saja dulu. Ini kegunaannya banyak kok. Saya paling suka make pixel ini buat retargeting. Ini yang bikin iklan ngikutin audience kita kemana-mana.
Beberapa keuntungan meng-inject Facebook Pixel di landing page/website adalah :
- Bisa track konversi
- Bisa dipake untuk retargeting
- Bisa melihat metrik lain berdasarkan dari reaksi orang-orang setelah melihat landing page kita.
Kalau masih bingung liat guide Facebook Pixel-nya dari Facebook.
Setelah memasang pixel dengan benar, anda bisa memilih 9 (sembilan) standard events untuk men-track reaksi dari audience setelah dibawa masuk ke landing page/website anda.
Ini menjadi sangat penting karena anda akan mengetahui berapa banyak yang hanya liat-liat di landing page, berapa banyak yang sudah sampai add-to-cart, berapa banyak yang sudah isi purchase form tapi gak beli atau berapa banyak yang beli (dari thank you letter yang dikirim).
Untuk memasang standard event ini, anda cuma harus menambahkan beberapa baris code di Facebook Pixel yang sudah terpasang.
Penambahannya seperti ini (lihat gambar di bawah):
1. Landing page original code : Copy dan paste Pixel code diantara <head> dan </head> tags di landing page anda.
2. Masukkan Facebook Pixel Code
3. Standard Event Code : di dalam Pixel Code, di atas </script> tag, paste-kan standard event code. Tambahkan Standard Event Code ini di setiap halaman yang ingin di track sesuai dengan peruntukannya.
2. Masukkan Facebook Pixel Code
3. Standard Event Code : di dalam Pixel Code, di atas </script> tag, paste-kan standard event code. Tambahkan Standard Event Code ini di setiap halaman yang ingin di track sesuai dengan peruntukannya.
Guide nya disini : Pasang facebook pixel
8. Pake Custom Audience
Secara khusus, Facebook memperbolehkan kita untuk memakai 3 (tiga) macam audiences. Ketiganya adalah :
- Saved Audience – target audience yang bisa anda dapat dari memilih beberapa atribut dasar seperti lokasi, umur, gender, gawai yang dipakai, interests dan sebagainya.
- Custom Audience – target audience dari orang-orang yang pernah mampir ke landing page/ website kita, atau bahkan yang pernah bereaksi dengan iklan yang kita buat. CUstom audience ini juga bisa berasal dari email list yang kita punya.
- Lookalike Audience – ini adalah ekspansi dari custom audience. Isinya target audience yang mempunyai karakter hampir sama dengan custom audience yang sengaja kita cari lookalike-nya.
Kalau anda masih bingung dengan yang di atas, ini ada 9 (sembilan) audiences, berdasarkan pengamatan saya, yang akan membuat performa iklan anda menjadi hebat :
- All your website visitors (Custom Audience)
- Pricing page visitors (Custom Audience)
- Blog readers/ readers of particular articles (Custom Audience)
- Specific landing page visitors (Custom Audience)
- Shopping cart abandoners (Custom Audience)
- Existing customers and past purchasers (Custom Audience)
- Free trial and freemium users (Custom Audience)
- People similar to your customer base (Lookalike Audience)
+ Lookalike Audience dengan spesifik interest dan demografi.
Yang terakhir ini ini unik karena kita harus membagi lookalikes audience yang sudah dibuat (bisa dari 1%,2% atau yang lainnya) dengan kebutuhan demografi yang kita punyai.
9. Retargeting dan Niche-kan Niche anda
Setelah menginstall Facebook Pixel di Landing Page/website, sekarang anda bisa me-retargeting orang-orang yang sudah berkunjung ke web. Yang paling standar adalah me-remarketing orang-orang yang berkunjung ke Landing Page dalam waktu 30-90 hari terakhir.
Pernah gak anda ketika iseng berkunjung ke Agoda, kemudian membuka satu hotel tertentu, padahal hotel tersebut hanya dilihat-lihat saja, tetapi kemudian iklan Agoda pada spesifik hotel tersebut mengikuti kita kemana-mana? Ini yang saya maksud niche-kan niche anda.
Kita harus me-retarget relevan produk kepada pengunjung. Kalau kita mempunyai toko online dan terdapat beberapa kategori barang, pastikan pengunjung anda di-remarketing untuk produk yang terakhir kali dikunjungi. Apalagi kalau sudah masuk ke add-to-chart tetapi tidak jadi membeli.
Jangan lupa tawarkan diskon atau penawaran menarik lain agar calon pembeli melakukan hal yang kita inginkan.
10. Pisahkan Target Audience Remarketing Berdasarkan Reaksinya
Salah satu kunci dari keberhasilan retargeting adalah dengan memisahkan orang berdasarkan kepada reaksi yang ditimbulkan setelah masuk ke website kita.
Misalnya gini, kalau anda mempunyai artikel di blog yang menarik, seseorang yang sudah meng-klik dan membaca artikel tersebut akan familiar dengan blog anda. Orang ini jangan lagi masuk ke retargeting ke pembaca blog, tetapi seharusnya sudah dipindahkan dan ditargetkan dengan Sales Page.
Ada tiga kondisi yang bisa menjadi patokan :
Awareness Stage –> Prospecting Stage –> Conversion Stage
Cari pengunjung ke web anda sebanyak-banyaknya di awareness stage, tawarkan produk anda via sales page ketika sudah menjadi prospek dan tawarkan kembali upselling ketiga sudah masuk ke kategori conversion stage.
Untuk memasukkan target ke dalam tahapan yang selanjutnya (baik prospecting atau conversion), anda bisa memakai fitur EXCLUDE di iklan facebook.
Misalnya dengan EXCLUDE-kan orang-orang yang sudah membaca artikel di blog dari target audience yang sudah pernah membaca promosi produk kita, dan set up campaign lain yang menargetkan pembaca blog kita dan menawarkan produk yang relevan dan artikel yang mereka baca.
Jangan lupa EXLUDE kan juga semua pelanggan saat ini (yang sudah membeli) dari campaign yang menargetkan cold leads (lead/prospek yang tidak membeli).
11. Hindari Over Remarketing
Mendapatkan iklan hasil remarketing itu terkadang jengkelin juga. Sepanjang hari buka dimana saja (bahkan di adwords juga), iklannya ngikutin dan nempel kayak perangko. Buka Google ada iklan itu, buka website orang liat iklan adsense yan itu juga, buka Facebook liat iklan newsfeed yang sama trus right-ads juga nunjukin iklan yang sama. Eneg gak tuh.
Kalau anda ingin calon pembeli berempati terhadap produk anda, hindari remarekting yang berlebihan. Kasih interval yang masuk akal. Caranya bisa dengan seperti ini (dengan target sampai dengan 10.000 audience) :
– Tujuan campaign (goal)-nya di set ke Reach. Goal yang satu ini berarti iklan anda tidak akan dibantu oleh Facebook buat auto-optimasi karena anda ingin menjangkau audience yang di retargeting.
– Cari fitur Optimization for Ad Delivery – gunakan Daily Unique Reach, ini artinya Facebook hanya akan menampilkan iklan anda satu kali sehari pada target yang anda pilih sebelumnya.
12. Optimalkan Breakdown Menu pada Ad Report
Saya juga baru sadar belum lama kalau Breakdown Menu di Ad Report bisa sedasyat ini. Walaupun dengan tampilan yang sederhana, laporannya kalo di short udah mirip sama Voluum.
Menu yang satu ini membuat anda bias melihat laporan :
- Umur berapa iklannya paling convert
- Lokasi target pasar yang disasar yang paling oke
- Gawai apa yang dipakai
- Dan banyak lagi.
Saran saya, sebelum anda betul-betul memakai fitur yang satu ini, biarkan iklan berjalan selama beberapa saat terlebih dahulu. Data yang terlalu sedikit bisa memicu keputusan yang salah. Kalau saya biasanya melihatnya secara progressif, dibandingkan iklan pada saat menghasilkan 100 konversi, 200 koversi sampai dengan 500 konversi.
Selamat mencoba!
Disclaimer : Tulisan ini berdasarkan dari pengalaman, pengamatan dan berbagai sumber yang sahih. Masing-masing orang mungkin saja mengalami hasil yang berbeda. Toh ini negara juga dibangun atas dasar kebhinekaan. Jadi berbeda pun tak apa. Ciao!
sumber: bixbux
Post a Comment